Ekspor RI Ditargetkan Naik 2,5 Kali Lipat Lewat CEPA dengan Uni Eropa dan Kanada
- account_circle Orbitnews Co
 - calendar_month Senin, 29 Sep 2025
 - visibility 32
 - comment 0 komentar
 

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Kanada dan Uni Eropa menjadi pijakan penting bagi perdagangan Indonesia di pasar global.
“Penyelesaian IEU-CEPA dan penandatanganan ICA-CEPA adalah titik tolak perjalanan kita untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di kancah global, terutama dalam kondisi geopolitik dan perdagangan dunia saat ini,” ujar Budi dalam pembukaan Strategic Forum ICA-CEPA dan IEU-CEPA di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (25/09/2025).
Budi memaparkan ekspor Indonesia ke Kanada tercatat mencapai 3,5 miliar dolar AS pada 2024, sedangkan dengan Uni Eropa menembus 30 miliar dolar AS di tahun yang sama. Ia optimistis CEPA mampu meningkatkan ekspor sekaligus membuka akses pasar Indonesia ke kawasan Amerika Utara dan Eropa.
Mendag menyebut pemerintah menyiapkan tim khusus untuk menangani implementasi CEPA. “Ini penting karena ketika Kanada atau Uni Eropa nanti ingin menanyakan mengenai implementasi di Indonesia seperti apa, sudah ada timnya walaupun nanti secara teknis mungkin ada di kementerian terkait,” jelas Budi.
Perjanjian ICA-CEPA ditandatangani di Ottawa, Kanada pada Rabu (24/9/2025). Melalui kerja sama ini, lebih dari 90 persen atau sekitar 6.573 pos tarif Indonesia mendapat preferensi di pasar Kanada. Produk potensial seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik, otomotif, hingga sarang burung walet diprediksi semakin kompetitif.
Beberapa produk bahkan langsung menikmati tarif 0 persen saat perjanjian berlaku, di antaranya makanan olahan, hasil laut, produk kerajinan berbahan serat alam, peralatan rumah tangga, serta granit dan marmer.
Sementara itu, IEU-CEPA ditandatangani di Bali pada Selasa (23/9/2025). Kesepakatan ini mencakup perdagangan barang, jasa, serta investasi Indonesia dan Uni Eropa. Kedua pihak berkomitmen menghapus tarif lebih dari 98 persen dan hampir 99 persen dari nilai impor.
Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa naik sekitar 2,5 kali lipat dalam lima tahun setelah implementasi kesepakatan. Ekspor tersebut meliputi produk padat karya seperti kelapa sawit, kopi, tekstil, perikanan, elektronik, alas kaki, dan furnitur.
- Penulis: Orbitnews Co
 

    
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
        
Saat ini belum ada komentar