Riset IDSIGHT: Kinerja Setahun Pemerintahan, Penilaian Positif Prabowo Capai 77,9%
- account_circle Faqih Haq
- calendar_month Jumat, 24 Okt 2025
- visibility 62
- comment 0 komentar

Prabowo Gibran
Genap setahun usia pemerintahan, publik memberikan nilai positif terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto hingga mencapai 77,5%. Hanya 10,1% yang menilai secara negatif, dan sisanya cenderung bersikap netral.
Penilaian tersebut masih terbilang tinggi, jika melihat penurunan yang sempat dialami pada triwulan II (74,6%) dan triwulan III (72,2%). Meskipun demikian angkanya masih di bawah penilaian pada 100 hari pemerintahan yang menembus di atas 80%.
Sementara itu penilaian terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka cenderung stabil, biarpun juga sempat turun sedikit pada triwulan II dan III. Penilaian positif terhadap Gibran kini bertengger pada angka 75,8%, di mana penilaian negatif sebesar 15,6% dan sisanya netral.
Demikian temuan riset Indonesia Social Insight (IDSIGHT) yang dilakukan dengan menganalisis tanggapan terhadap konten media sosial presiden/wakil presiden pada 24 September–3 Oktober 2025, dari platform Instagram, X/Twitter, Facebook Page, dan Tiktok.
Menurut laporan Data Digital Indonesia 2024, keempat platform media sosial tersebutpaling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Dengan karakteristik pengguna tiap platform berbeda-beda, kombinasinya diharapkan bisa menghasilkan gambaran yang lebih objektif.
“Publik memberikan nilai positif sebesar 77,5% terhadap kinerja Presiden Prabowo saat memasuki usia setahun pemerintahan,” ungkap Direktur Komunikasi IDSIGHT Johan Santosa di Jakarta, pada Kamis (23/10).
Prabowo bergerak cepat menggulirkan sejumlah program prioritas yang menjadi bagian dari janji kampanye, di antaranya yang paling menonjol adalah makan bergizi gratis (MBG). Prabowo resmi meluncurkan program MBG terhitung sejak 6 Januari 2025 lalu.
Hingga Oktober 2025 jumlah penerima manfaat MBG yang menyasar dari tingkat PAUD, SD, sampai SMA serta ibu hamil, menyusui, dan balita menembus 35 juta orang.Program tersebut berjalan dengan beroperasinya 12.189 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Diharapkan terjadi percepatan pemerataan akses gizi di seluruh Indonesia demi mengatasi gizi buruk dan prevalensi stunting yang masih tinggi. Program MBG juga diyakini akan memutar roda ekonomi di tingkat lokal khususnya bagi petani dan UMKM, serta menyerap tenaga kerja.
Dalam perjalanannya, merebaknya kasus keracunan makanan menjadi sorotan publik hingga muncul desakan agar program MBG dihentikan. “Sejumlah kalangan mengusulkan anggaran MBG dialihkan untuk pendidikan, sebagai gantinya orang tua diberikan uang tunai,” jelas Johan.
Tetapi seiring banyak yang telah merasakan manfaat meminta agar program MBG dilanjutkan, dengan dilakukan evaluasi dan perbaikan. “Banyak relawan dan pekerja dapur SPPG yang telah menikmati berkah dengan terciptanya lapangan kerja dan ada penghasilan,” lanjut Johan.
Polemik seputar keracunan MBG berdampak pada penilaian negatif terhadap kinerja Prabowo-Gibran. “Selain itu publik juga mempertanyakan janji penciptaan 19 juta lapangan kerja yang dilontarkan pada debat Pilpres,” ujar Johan.
Penilaian positif melesat setelah Prabowo menyampaikan pidato pada sidang Majelis Umum PBB di New York dengan menyerukan perdamaian antara Palestina dan Israel. “Tampilnya kembali Indonesia di panggung dunia membangkitkan kebanggaan bagi publik,” tandas Johan.
Sementara itu wacana pemakzulan meredup, berganti dengan isu ijazah palsu yang menyerang Jokowi maupun keabsahan latar belakang pendidikan Wapres Gibran. “Nyatanya publik merasakan hasil dari pembangunan infrastruktur selama era Jokowi,” tegas Johan.
Munculnya sosok Gibran juga menjadi representasi politik anak muda, di mana milenial dan gen Z kini mendominasi demografi. “Prabowo-Gibran menjadi harapan baru untuk menggapai tekad Indonesia Emas, alih-alih Indonesia Gelap seperti banyak digaungkan,” pungkas Gibran.
- Penulis: Faqih Haq

Saat ini belum ada komentar