Dosen IPB Ungkap Alasan Raja Juli Antoni Bisa Masuk 10 Menteri Terbaik
- account_circle Faqih Haq
- calendar_month Selasa, 21 Okt 2025
- visibility 12
- comment 0 komentar

Raja Juli Antoni
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Agil menilai, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menunjukkan gaya kepemimpinan yang lebih terbuka dan berbasis pada pendekatan ilmiah dalam pengelolaan sektor kehutanan.
Agil menyampaikan hal tersebut menanggapi hasil Survei IndoStrategi yang menempatkan Raja Juli Antoni dalam daftar 10 menteri dengan kinerja terbaik di Kabinet Merah Putih. Menurutnya, keterbukaan Raja Juli Antoni menjadi salah satu faktor penting yang membedakannya dengan pejabat sebelumnya.
“Kebetulan dari beberapa menteri, saya aktif di kehutanan. Pak Raja Juli Antoni ini dari pengelolaan Kemenhut ini lebih terbuka terhadap input dari luar, kaitannya dengan konservasi atau kelestarian alam. Beliau menghargai kemanfaatan yang bersifat dasarnya saintifik,” katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (22/10/2025).
Dia mencontohkan pengalaman pribadinya ketika bertemu Raja Juli Antoni saat kegiatan pembukaan ring ketiga untuk Badak Sumatera di Way Kambas. Dalam kesempatan itu, ia menyaksikan langsung bagaimana Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu bersikap inklusif dan menghargai pandangan dari berbagai pihak, termasuk tenaga lapangan dan akademisi.
Menurutnya, keterbukaan tersebut juga terlihat dari cara Raja Juli berdialog. Agil menilai, Raja Juli Antoni tidak segan untuk mengakui bila ada hal yang belum diketahuinya dan justru aktif meminta penjelasan dari para ahli.
“Seorang menteri sangat terbuka ketika diskusi dengan sejumlah pihak dan petugas lapangan. Pada saat Pak Raja Juli Antoni tidak tahu, dia mengakui belum tahu mengenai sesuatu hal. Kadang beliau juga meminta penjelasan. Sehingga orang tidak sungkan bertemu dengan beliau,” ujarnya.
Agil membandingkan suasana itu dengan era sebelumnya di bawah kepemimpinan Menteri Siti Nurbaya. Menurutnya, kala itu pendekatan birokrasi cenderung lebih tertutup dan membuat sebagian pihak merasa enggan berinteraksi langsung.
“Berbeda dengan zaman Ibu Siti Nurbaya, orang sungkan mau ketemu,” ungkapnya.
Agil berharap keterbukaan yang ditunjukkan Raja Juli Antoni dapat mempercepat transformasi kehutanan menuju tata kelola yang lebih partisipatif dan berbasis riset ilmiah. Pendekatan tersebut dinilai penting untuk menjawab tantangan besar konservasi dan perubahan iklim yang dihadapi Indonesia saat ini.
- Penulis: Faqih Haq

Saat ini belum ada komentar