Era Baru Pendidikan Tinggi: Kurikulum Disesuaikan dengan Kebutuhan Industri dan Green Jobs
- account_circle Faqih Haq
- calendar_month Rabu, 22 Okt 2025
- visibility 16
- comment 0 komentar

Ilustrasi Tenaga Kerja
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin kolaborasi strategis untuk memperkuat sinergi antara pendidikan tinggi dan dunia kerja nasional.
Melalui pertemuan antara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dengan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli di Jakarta, Selasa (21/10), kedua kementerian sepakat mengintegrasikan perencanaan pendidikan dan ketenagakerjaan melalui pendekatan berbasis data (data-driven policy).
Kolaborasi ini juga mencakup penguatan sistem sertifikasi profesi dan pengembangan kurikulum adaptif yang menjawab kebutuhan masa depan, termasuk bidang green jobs, teknologi digital, dan manufaktur berkelanjutan.
“Untuk rencana pembangunan Indonesia dan dari delapan AstaCita, kita coba breakdown itu menjadi bidang-bidang apa yang akan dibutuhkan dan membutuhkan keahlian khusus,” kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Integrasi Data dan Kurikulum Adaptif
Mendiktisaintek menegaskan dukungan penuh terhadap penguatan ekosistem pendidikan tinggi yang berdampak, melalui kebijakan integratif dan kolaborasi lintas sektor dalam penyusunan peta kebutuhan tenaga kerja nasional.
Ia menekankan, sinergi antara pendidikan tinggi dan dunia kerja merupakan langkah strategis untuk memastikan pembangunan nasional berjalan sesuai kebutuhan zaman.
Mendiktisaintek menilai perencanaan pendidikan harus sejalan dengan arah kebijakan pembangunan dan kebutuhan tenaga kerja masa depan, agar lulusan perguruan tinggi mampu menjadi bagian dari solusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kemdiktisaintek akan menyediakan basis data pendidikan tinggi yang terintegrasi dengan kebutuhan industri nasional, guna memperkuat desain kebijakan berbasis bukti dan menekan angka ketidaksesuaian kompetensi lulusan,” ucap Mendiktisaintek Brian Yuliarto.
Menaker: Kurikulum Harus Selaras dengan Industri
Sementara itu, Menaker Yassierli menjelaskan kolaborasi lintas kementerian ini diharapkan mampu memperkecil kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Ia menekankan pentingnya penyelarasan kurikulum dan pembelajaran dengan kebutuhan industri agar lulusan siap kerja dan kompetitif secara global.
Diketahui, pertemuan tersebut juga membahas penguatan program magang internasional bagi mahasiswa Indonesia sebagai bagian dari strategi peningkatan daya saing global.
Magang Internasional dan Reformasi Beasiswa Nasional
Melalui kolaborasi dengan negara mitra seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman kerja profesional dengan standar internasional.
Selain itu, Mendiktisaintek dan Menaker juga menyoroti pentingnya reformasi kebijakan beasiswa nasional, termasuk optimalisasi dana LPDP agar lebih terarah pada kebutuhan strategis pembangunan ekonomi dan industri nasional.
Kedua kementerian sepakat untuk berfokus pada integrasi data lulusan dengan kebutuhan pasar kerja nasional dan global, penyusunan sistem forecasting tenaga kerja berbasis data industri, serta penguatan riset terapan dan inovasi dalam desain kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri.
- Penulis: Faqih Haq

Saat ini belum ada komentar