Fadli Zon Tegaskan Peran Santri dalam Membangun Peradaban Lewat Film
- account_circle Faqih Haq
- calendar_month Rabu, 22 Okt 2025
- visibility 16
- comment 0 komentar

Fadli Zon
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa pesantren memiliki peran besar dalam membentuk wajah kebudayaan Indonesia serta peradaban Islam di Nusantara.
“Pesantren telah menjelma menjadi institusi bersejarah yang turut membentuk wajah kebudayaan Indonesia dan peradaban Islam di Nusantara, yang terhubung dan terintegrasi dengan peradaban Islam di dunia,” katanya dalam acara Taaruf Film di kompleks Kantor Kementerian Kebudayaan Jakarta pada Selasa (21/10/2025).
Acara Taaruf Film bertajuk “Santri Memandang Dunia Melalui Lensa Budaya” digelar dalam rangkaian Santri Film Festival (SANFFEST) 2025, yang membahas peran santri dalam membentuk narasi kebudayaan melalui medium film.
Menurut siaran pers kementerian yang diterima pada Rabu, Fadli Zon menyoroti posisi strategis pesantren dalam sejarah kebudayaan Indonesia serta relevansinya menghadapi tantangan global masa kini.
Fadli menekankan bahwa SANFFEST 2025 bukan hanya ajang kompetisi film, melainkan gerakan budaya yang dapat menjadikan pesantren sebagai pusat inspirasi peradaban dunia.
“SANFFEST 2025 harus menjadi medium dakwah dan kekuatan soft power Indonesia,” katanya.
Menurutnya, festival film santri sejak awal digagas untuk memperkenalkan nilai, tradisi, dan cara pandang santri kepada masyarakat luas.
Fadli menilai, film memiliki kekuatan luar biasa dalam menyentuh hati, membangun empati, dan menggerakkan aksi nyata.
“Film bisa memperlihatkan kondisi yang dialami saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia, termasuk masyarakat Gaza yang sedang menderita,” katanya.
“Film mampu membuka mata global, mendorong diskusi tentang perdamaian, dan memperkuat solidaritas kemanusiaan,” ia menambahkan.
Ia berharap SANFFEST dapat menjadi ruang baru bagi santri dalam mengartikulasikan nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan semangat kebangsaan.
“Mari kita jadikan film bukan hanya sebagai karya seni, tetapi sebagai media dakwah, sarana pendidikan, dan alat perdamaian dunia,” katanya.
“Dengan jumlah yang besar, tradisi yang kuat, dan semangat yang tinggi, santri mampu menjadi motor penggerak peradaban baru,” ia menambahkan.
Sementara itu, Ketua Tim SANFFEST 2025 Neno Warisman menyebut penyelenggaraan Santri Film Festival sebagai jalan perjuangan membangun narasi kebaikan.
“Kami ingin memperkuat narasi kebaikan, membangun ekosistem kebudayaan yang menyemai nilai-nilai luhur dan memperluas ruang ekspresi para santri di bidang film,” katanya.
“Hari ini adalah langkah awal. Kita membutuhkan narasi baru. Narasi peradaban yang lahir dari pesantren, dan SANFFEST akan menjadi salah satu jalannya,” ia menambahkan.
- Penulis: Faqih Haq

Saat ini belum ada komentar