Menkeu Purbaya Siapkan Sistem AI untuk Awasi Jalur Kepabeanan dan Cukai
- account_circle Faqih Haq
- calendar_month Rabu, 22 Okt 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

Purbaya Yudhi Sadewa
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana menyiapkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat pengawasan jalur kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia.
Langkah ini diambil setelah dirinya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan, Rabu (22/10/2025).
Purbaya menilai sistem pengawasan yang ada saat ini belum optimal untuk memonitor praktik-praktik ilegal seperti underinvoicing atau penyelundupan.
“Sebenarnya sudah cukup bagus, tapi belum ke level di mana saya bisa secara daring di situ saja memonitor kapal underinvoicing. Belum sampai sana karena AI-nya belum dikembangkan. Dalam tiga bulan ke depan kami akan kembangkan sistem AI yang lebih siap di Bea Cukai,” kata Purbaya.
Rencana tersebut merupakan kelanjutan dari tinjauannya terhadap Lembaga National Single Window (LNSW) Kemenkeu, yang sehari sebelumnya ia kunjungi.
Purbaya menyebut ingin menjadikan LNSW sebagai pusat intelijen berbasis teknologi informasi (IT) untuk pengawasan aktivitas ekspor dan impor nasional.
“Dalam konteks itu, LNSW nantinya akan menjadi think tank atau organisasi yang memberikan rekomendasi melalui riset untuk aktivitas perdagangan. Saya akan siapkan 10 orang ahli dari berbagai bidang yang bisa menganalisis potensi-potensi kebocoran yang ada,” ujarnya.
Ia menambahkan, sistem pengawasan akan diperkuat secara menyeluruh — dari LNSW, Bea Cukai, hingga Pajak — sebagai bagian dari upaya menutup celah kebocoran penerimaan negara.
“Ini kelanjutannya. Saya akan perkuat semua, LNSW, bea cukai, dan nanti juga pajak. Pada dasarnya, kami akan perkuat sistem penerimaan kita dari ujung ke ujung,” katanya.
Purbaya optimistis penerapan AI akan meningkatkan efisiensi dan transparansi penerimaan negara.
“Kalau sampai sistem betul-betul terintegrasi, dalam beberapa bulan ke depan harusnya penerimaan bea cukai akan lebih efisien daripada sekarang,” kata Purbaya lagi.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp221,3 triliun hingga 30 September 2025, atau 73,4 persen dari target APBN 2025. Angka ini didorong oleh kenaikan penerimaan bea keluar dan cukai.
Rinciannya:
-
Penerimaan cukai mencapai Rp163,3 triliun (66,9 persen) dari target APBN, tumbuh 4,6 persen meski produksi Cukai Hasil Tembakau (CHT) turun 2,9 persen.
-
Bea keluar tercatat Rp21,4 triliun, atau 477,8 persen dari target APBN, naik 74,8 persen secara tahunan berkat peningkatan ekspor sawit dan konsentrat tembaga.
-
Bea masuk mencapai Rp36,6 triliun (69,2 persen) dari target APBN, mengalami kontraksi 4,6 persen akibat penurunan tarif impor komoditas pangan dan pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas (FTA).
- Penulis: Faqih Haq

Saat ini belum ada komentar