PSI Bela Proyek Whoosh: Lompatan Teknologi, Bukan Hitungan Untung-Rugi
- account_circle Faqih Haq
- calendar_month Selasa, 21 Okt 2025
- visibility 39
- comment 0 komentar

Kereta Cepat
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bidang Politik, Bestari Barus menanggapi polemik proyek kereta cepat Jakarta–Bandung Whoosh yang kembali jadi sorotan publik.
Polemik mencuat setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membayar utang proyek tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Bestari, kehadiran kereta cepat Whoosh adalah simbol lompatan besar Indonesia menuju transportasi berbasis teknologi modern.
“Kita patut juga mengapresiasi pemerintah melakukan lompatan cepat untuk menghadirkan satu transportasi berbasis teknologi yang luar biasa,” ujar Bestari dikutip dari unggahan Instagram pribadinya, Selasa (21/10/2025).
Kereta cepat Whoosh sendiri merupakan proyek yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Transportasi Modern, Terobosan di Era Jokowi
Bestari mengakui bahwa saat ini pengguna kereta cepat Whoosh memang belum terlalu banyak. Namun ia menilai proyek tersebut tetap menjadi terobosan baru dalam sistem transportasi nasional.
“Yang kemudian dinikmati walaupun baru oleh sebagian masyarakat pengguna,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa narasi yang menyebut proyek kereta cepat merugi perlu dilihat secara proporsional.
“Yang kemudian berkembang cerita ini rugi. Saya kira bukan rugi kali ya, belum untung saja. Belum untung karena dari target kilometer itu belum tercapai secara maksimal,” jelas Bestari.
Belajar dari LRT Jakarta: Awalnya Diragukan, Kini Jadi Penting
Bestari menyinggung proyek LRT di DKI Jakarta, yang pada awalnya juga menuai kritik karena dianggap tidak efisien. Namun seiring waktu, proyek itu justru menjadi bagian penting dari sistem transportasi ibu kota.
“Kita pernah melihat kisah di DKI dulu ini. Ada bangunan LRT yang pendek sekali dari velodrom ke Kelapa Gading ya. Tapi niatnya sebetulnya sangat panjang itu ya dia akan menjadi jaring laba-laba transportasi Jakarta,” Bestari menuturkan.
Bestari mengingatkan publik agar tidak menilai proyek pemerintah hanya dari sisi untung-rugi finansial.
“Jangan di back mind kita itu selalu berpikir bahwa ketika pemerintah bergerak ingin membangun sesuatu maka di belakangnya harus untung, itu psycho,” ucapnya.
Menurutnya, cara berpikir semacam itu justru bisa berdampak negatif terhadap pembangunan nasional dan masyarakat di daerah yang membutuhkan infrastruktur.
“Kita ya kita enggak sadar bahwa dengan kita bersikap seperti itu terlalu banyak orang dikasih sakiti. Bahkan bisa jadi bang Said Didu pun tersakiti, kenapa? Bagaimana kalau dari Makassar itu tidak ada jalan ke kampungnya,” Bestari berkelakar.
Investasi untuk Masa Depan Bangsa
Lebih lanjut, Bestari menegaskan bahwa proyek seperti kereta cepat Whoosh harus dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk kemajuan bangsa.
“Ini tidak akan visible, tidak akan pernah balik ini investasinya. Bagaimana juga begitu ini bukan perkara untung-rugi desain pergerakan dan saya juga tidak selalu pemerintah dampak itu pada rakyat dulu,” tutupnya.
- Penulis: Faqih Haq

Saat ini belum ada komentar